Tanaman #1 Lee Kwan Yew Vernonia Elliptica Merambat Indah di Rumah Edisi Beli Tanaman Online Part 1

24 Januari 2021, bismillah

Assalaamu’alaikum sobat arca. Kali ini aku mau bahas tentang tanaman karena udah 3 bulan ini aku lagi seneng tanam menanam di rumah. Pengen juga berbagi cerita pengalaman tanam menanam di sini, sekaligus udah lama banget ga nulis blog lagi. Mudah-mudahan bisa istiqomah, konsisten, berlanjut terus untuk nulis blog.

Tanaman pertama yang aku bahas sekarang adalah tanaman merambat keren yang namanya lee kwan yew. Udah tau belum klo lee kwan yew itu nama orang? Silakan kepo ya… aku biasa singkat jadi likwanyu. Aku emang seneng banget liat rumah atau restoran atau hotel atau bangunan lainnya yang pake tanaman merambat ini. Bentuknya persis kaya tirai dalam rumah dengan helai-helai menjuntai. Karena terinspirasi lihat-lihat itu, aku jadi pengen punya sendiri dan kebetulan karena aku suka belanja online aku coba beli bibitnya lewat online sedikit cuma untuk coba-coba.

Nih, cakep banget kan! Itu ilustrasi ya, gambar punya orang, bukan punya aku. Awalnya aku pengen tanaman merambat ini tutupin tembok belakang aku yang polos deket dapur rumahku. (Foto menyusul) Tapi karena cuma beli sedikit akhirnya malah aku taruh di balkon lantai 2 dekat tempat jemur baju. Yang mau tau dan kepo harga, proses, dan detailnya silakan baca sampai akhir cerita ya.

Awal cerita, aku berani beli bibit 30 batang likwanyu, hasil stek dengan panjang sekitar 20-25 cm, udah berakar dan siap langsung tanam di pot. Dari sekian banyak penjual, aku pilih salah satu toko yang jual per batangnya cukup murah. Tapi sayangnya dari 30 bibit, aku cuma dapat 23 batang, itu pun ada yang belum berakar sama sekali, tapi sisanya pada bagus ada daun dan akar. Sedih, ga dibalas cepat sama penjualnya, akhirnya terima apa adanya aja. Ini dia gambarnya.

Bibit stek lee kwan yew sudah berakar dan ada daun, siap tanam pot

Waktu pengiriman likwanyu ini, aku tunggu sampai 4 hari untuk sampai rumah setelah selesai bayar. Wajarlah ya namanya juga beli online, harus punya ekstra sabar dalam menunggu dan terima pesanan. Sebelum beli likwanyu ini, aku juga udah beli pot gantung (yang ternyata kecil banget) sebanyak 3 buah via online juga. Beli 3 karena ekspektasinya masing-masing 1 pot itu aku isi 10 bibit batang likwanyu. Kalau untuk pot ini, aku tunggu sampai rumah sekitar 3 hari. Nah, ini foto potnya.

Pot plastik gantung tempel NKT hitam, 22x11x12 cm, bentuknya ada miring dilihat dari pinggir

Selain pot dan tanaman likwanyu, aku juga beli sekop mini kecil karena aku masih pemula banget aku bener-bener cuma modal tanah aja dari taman depan rumah. Beli sekopnya sekalian satu toko dengan beli pot tadi di atas. Dan kayanya agak salah juga ya dalam memilih tanaman untuk pemula, karena likwanyu ini butuh proses panjang juga untuk jadi tirainya. Apalagi diawali dari beli bibitan yang panjangnya masih 20cm dan tunggu lama berbulan-bulan untuk jadi 1 atau 2 meter nantinya yang akan jadi seperti tirai. Sebenernya si penjual likwanyu dan toko lainnya juga jual bibit yang udah panjangnya sekitar 1 m, jadi mungkin biar ga nunggu lama. Tapi kalau aku sih oke oke aja kalau nunggu nunggu proses mah, santuy hehe.

Sekop mini, panjang 23cm, lebar 7 cm

Oke, lanjut ya balik ke tanaman likwanyu yang baru nyampe rumah. Setelah difoto untuk review, aku langsung rendam semuanya pake air bersih, air keran aja, pake gelas tinggi, itu pun gelas plastik bekas minum boba hehe tentunya udah dibersihin dulu ya. Aku diemin selama sehari, hitung hitung katanya sih nunggu adaptasi di lingkungan baru tapi padahal emang lagi ga sempet waktunya untuk tanam langsung ke pot.

Besok sorenya, aku siap siap semuanya, pot, sekop, dan likwanyu, serta tanah dari depan rumah. Tanahnya bener bener tanah humus berpasir berkerikil aja yang ada di pekarangan taman yang udah sering kena panas dan hujan dan juga sesekali pupuk. Rencananya ketiga pot mau aku isi tanah dan masing-masing diisi 7 dan 8 batang. Kenyataannya karena 1 pot aja lama banget isi tanahnya, belum lagi diganggu anak, dan juga keterbatasan tanah yang bisa diambil, jadinya cuma 2 pot. Masing-masing pot diisi 11 dan 12 batang. Aku ga ada fotonya sih. Jadi, untuk tiap batang aku kasih jarak sekitar 2 atau 3 cm. Jadi 1 pot itu ada 2 baris, 1 baris diisi 5 atau 6 batang. Mungkin aku kasih ilustrasi gambarku nanti.

Setelah selesai tanam semua likwanyu, aku ga berharap banyak sih, ke depannya aku cuma bener bener rajin siram pagi dan sore. Karena aku simpan di balkon lantai 2, potnya kena sinar matahari langsung dan air hujan langsung. Siram tanamannya disesuaikan kondisi aja, kalau kering siram, kalau kehujanan ya dibiarin aja.

Waktu tanam likwanyu ini, aku mulai dari 15 Oktober 2020. Semakin hari semakin lama, kurang lebih tunggu 1 dan 2 minggu, loh kok tanamannya pada kering. Beberapa daun yang asalnya hijau jadi kuning kering bahkan coklat, belum lagi beberapa yang ga ada akar batangnya jadi tumbang dan ga menunjukkan ada calon akar. Musimnya masih kemarau, jadi pas suhu lagi tinggi-tingginya dan kena sinar langsung, bahkan beberapa kali sering lupa siram. Oleh karena itu, besok besoknya aku konsisten untuk siram 2x sehari. Belum punya pupuk khusus jadi bener-bener air aja makanya lambat tumbuhnya.

Masuk minggu ke-3 dan 4, ada batang-batang yang bener-bener mati, daun ga ada, akar ga ada, dan malah menyisakan 12 batang dari 23 itu. Agak sedih sih, tapi ya karena aku santuy jadi aku fokus sama batang yang hidup aja berharap nantinya bisa distek lagi. Batang yang mati itu aku buang semua.

Minggu ke-5 kemajuan tumbuhnya mulai pesat, 10 batang itu mulai berdaun hijau dan mulai ada calon cabang di ketiak daun, bahkan 1 batang bisa ada 2 dan 3 cabang baru. Setiap daun yang kuning aku cabut karena ga bisa hijau lagi juga. Berhubung suami aku beli alat set hidroponik katanya coba aja likwanyu-nya dipupukin pake pupuk hidroponik. Akhirnya, aku coba dan hasilnya makin hari lumayan makin nunjukkin hijau dan makin bisa diarahin merunduk tumbuhnya.

Terakhir foto itu sekitar tanggal 7 Januari 2021 kemarin, usia 3 bulan kurang setelah tanam. Hasilnya seperti foto di bawah ini. Semua batang mulai merunduk, cabang-cabang juga udah merunduk. Mulai ada tunas baru muncul di setiap batang. Seneng banget sih meskipun ga serimbun dan sebanyak orang lain punya. Sampai sekarang, tanggal 24 Januari tunas-tunas itu udah pada panjang sekitar 20 cm.

Lee kwan yew sedikit, mulai merunduk
Lee kwan yew bertunas! Tanah padat kering

Sekian dulu cerita pengalaman beli online tanaman merambat lee kwan yew aku. Rencana ke depannya, mungkin aku bakal mulai coba stek cabang yang udah tebal, ganti media tanam sama tanah baru, dan bakal ngasih pupuk pake pupuk NPK supaya tumbuh cepat dan daunnya hijau segar. Sejauh ini, pas musim hujan kan tanamannya kena air hujan terus, likwanyu aku bisa bertahan, tumbuh terus, karena diusahakan tanahnya bisa menyerap air dan turun lewat lubang-lubang pot di bawahnya.

Semoga ceritaku ini cukup detail dan bisa jadi informasi bermanfaat untuk para pembaca dalam membeli bibit tanaman rambat lee kwan yew via online. Oh iya harga satu bibit batang Rp. 700 😁

Wassalaamu’alaikum… 🙏🏼

Tinggalkan komentar